Ini hanyalah sebuah curhat.. tak ada niat sedikit pun dari saya untuk menjatuhkan atau mempromosikan produk apapun..
Kali ini Uya ingin “sedikit” mengangkat topik seputar BB dan nokia. Semua orang pasti mengenal hape BB atau Blackberry yang selalu mengguncang pasar ponsel di Indonesia. Perkembangannya yang pesat membuat hape tersebut menjadi pesaing utama bagi produk ponsel lainnya terutama Nokia. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi Nokia yang telah mempunyai nama besar selama bertahun-tahun.
Masih sekilas tentang BB..Dikalanganku sebagai mahasiswa, BB telah menjadi tren yang dapat dijumpai dimana-mana. Di kantin, di ruang kelas, di parkiran bahkan di WC sekali pun pasti ada aja yang menggunakan BB. Baik cwe atau cwo, hampir semua memilikinya. BB tak hanya mampu mengangkat derajat atau penampilan seseorang, jikalau kita memakai baju sobek sekalipun, asal BB ditangan sudah cukup untuk membuat kita percaya diri. BB mampu membuat kawan kita atau kerabat kita untuk mengatakan “waaah hapenya lah...” atau “cie...BB nih”. Agak heran memang, tapi itulah fenomena yang terjadi.
Setelah melihat fenomena tersebut, mari kita lihat sekilas tentang Nokia. Produk keluaran Finlandia tsb sejatinya juga sering dipanggil BB. Ya benar, BB yang merupakan singkatan dari Belampu dan Besenter,hehe. Itu adalah joke yang dikeluarkan bagi pemilik hape Nokia seri jadul (yang ada senternya) saat berhadapan dengan BB sungguhan. Ada banyak alasan mengapa saat di kantin, atau di tempat parkir seperti yang saya sebutkan, si Nokia (sebutan untuk pengguna nokia) selalu diam atau tidak memperdulikan saat kawan di sebelahnya atau di sekiatrnya sedang asik BBM-an, Internetan, YM-an dan –an,-an yang lainnya menggunakan BB mereka. Si Nokia cukup mempunyai 2 alasan simple. Pertama, hp nokianya jadul, jadi daripada dihina2 dan malu ngeluarin hp, mending diem aja. Alasan Kedua (alasan saya juga) adalah males ngeluarin hp walaupun sebenarnya si Nokia punya hp Nokia keluaran terbaru. So? What? Inilah inti permasalahannya...
Saya akan menguraikan sedikit tentang alasan kedua di atas. Jujur... saya pengguna Nokia. Dan saya “anti BB”. Mengapa demikian? Ada banyak pertimbangan saat saya harus tetap memilih Nokia ketimbang BB.
1. Masalah Internet
Kata sebagian pengguna BB, internet BB merupakan yang tercepat. Apakah benar demikian? Berdasarkan pengalaman saya, sudah berulang kali saya mengadu Nokia saya dengan BB milik teman-teman saya. Namun hasilnya sama saja, BB = lelet. Bahkan BB Storm milik teman saya sangat lama dan sering gagal untuk membuka FB sekalipun. Itu pun dengan dalih tidak mendapatkan sinyal 3G. (kebetulan provider yang saya pakai juga tidak memiliki 3G). Hal ini cukup untuk membuat saya bertahan dengan Nokia karena secara saya juga maniak internetan.
2. BBM_an yang penting dan gak penting
Kata sebagian pengguna BB, BBM-an sangat seru. Bisa menghemat pemakaian sms, bisa kirim foto dan audio. BBM memang sangat asik untuk chattingan. Penting memang, asik memang. Dibanding dengan Nokia, What appnya masih kalah populer. Tapi tunggu.. mari kita bandingkan sebentar. BBM hanya untuk sesama pengguna BB, sedangkan What app dari Nokia bisa untuk semua Iphone, Android, Nokia, dan BB. Artinya Nokia gak kalah dalam aplikasi chatnya dan untuk ke depannya aplikasi seperti ini yang sangat diperlukan, mungkin hanya kurang penggunanya saja yang pada gak tau. Karena dari sononya, BBM merupakan aplikasi bawaan dari BB. Sampai saat ini saya masih memilih what app untuk chatting. Sedangkan dalih utk menghemat pemakaian sms, saya rasa itu tergantung provider masing2. Setiap hari pun saya terus menikmati puluhan ribu sms gratis dari provider saya. Jadi.. gak perlu BBM-an khan..
3. Hape yang boros baterai
Yup, BB emang boros baterai. Bagaimana tidak, gprs/3G yang diandalkan untuk internetan dan BBM-an dituntut untuk selalu on atau aktif terus. Alhasil, BB hanya mampu bertahan tidak sampai satu hari dalam penggunaannya. Bahkan saya tau fakta tersebut dari teman kost yang kebetulan merupakan pengguna BB. Berbeda dengan Nokia, fitur2 untuk internetan tidak diharuskan aktif terus. Misal.. saya cukup pake aplikasi browser di saat saya ingin internetan atau Fban, atau saya cukup menyalakan whatapp untuk chatting di saat saya ingin chattingan. Jadi..lebih hemat. Emangnya tu hape di pake terus,kecuali si BB (sebutan bagi pengguna BB) sangat rajin untuk mengganti ke modus offline di saat tidur siang, atau mandi supaya hemat. Hehe..
4. Aplikasi
Ini merupakan alasan dasar saya mengapa saya sampai sekarang masih “Anti BB”. Pengguna Nokia seri modern secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai pengguna symbian. Bahkan Symbian-Lover’s (sebutan bagi maniak symbian) tidak akan rela mengganti kehidupan symbiannya dengan BB begitu saja. Begitu banyak aplikasi menarik yang dihadirkan oleh symbian itu sendiri sehingga mampu memanjakan penggunanya untuk meningkatkan performa dari Nokia dalam genggamannya. Begitu banyak, mudah, kaya akan fitur, pengguna symbian dibuat asik dalam mengutak-atik Nokianya. Sedangkan BB?? Tidak. Mungkin dapat dikatakan saat membeli BB, para pengguna BB hanya memikirkan Beli dan Pakai tanpa mengerti fitur2 di dalamnya. Aplikasi yang tersedia pun terbatas, sulit diperoleh (jarang yang gratis), dan proses instalasi yang ribet. Itulah sebabnya banyak ditemukan pengguna BB (terutama cewek) yang hanya memakai BB untuk internetan dan BBM-an nya saja. Aplikasi di dalamnya saya berani bertaruh tidak pernah mengerti dan jarang atau tidak bisa menggunakan. Ya khan..Ngaku aja.
5. Mahal tapi...
BB = Mahal. Sangat sangat lah wajar. Jika BB merupakan hape yang murah mungkin sebagian calon penggunanya tidak akan membeli karena dengan alasan percuma. Bagi sebagian pengguna BB, menenteng BB dapat meningkatkan derajat sosial di kalangannya. Walaupun BB tsb hanya digunakan untuk telpon dan sms doank (karena gak punya paket internet kali ya? He ). Tapi justru sangat sangat tidak wajar bila saya harus membeli BB untuk sekedar keren di hadapan teman2 saya. Apa bedanya dengan hape Nokia yang jadul kalau toh fungsinya hanya untuk telpon dan sms doank, secara fitur internet hanya akan diperoleh apabila si BB mau merogoh koceknya untuk membeli lagi paket internet setiap bulan. Hal itu pun ditegaskan oleh temanku yang juga pengguna BB, dia berucap “BB itu berat diongkos”. Kata-kata itu sampai sekarang masih aku ingat..
Nah, itulah alasan kenapa sampai sekarang saya masih “Anti BB” dan malas untuk ngeluarin hape saya dari dalam kantong di hadapan para BB, toh saya dah tau juga. Biarlah mereka (pengguna BB) asik dengan dunia mereka, he..cuek aja..
Itu ceritaku... Apa ceritamu..
Mohon Maaf apabila hal yang tidak berkenan...
Thanks atas kunjungannya...
See U..